1.
Diah
Titah Suko Palupi 3217103020
2.
Fahri
Husaini 3217103024
3.
Fitri Wulandari 3217103029
Jurusan/Prodi : Tarbiyah/PGMI_A
Semester : V
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) TULUNGAGUNG
2012
KATA
PENGANTAR
Bismillahiromanirrohim
Alhamdulillah, dengan rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa saya
bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, walupun masih banyak
kekurangan disana sini. Namun harapan saya dengan kekurangan
ini bisa menambah pengalaman saya dalam membuat makalah-makalah selanjutnya.
Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan
Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nantikan safa’atnya dihari akhir nanti.
Dengan terselesainya pembuatan makalah yang berjudul dakwah
isla pada masa khulafaurrasyidin.
Bukti langsung dan tak langsung, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Bapak Dr. Maftukin, M.Ag, selaku Ketua STAIN Tulungagung
2.
Bapak H. Muh. Khoirul Rifa’I, M.Pd.I selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberi pengarahan yang amat erat bagi penyusun makalah.
3.
Seluruh pihak yang ikut membantu terselesaikannya makalah
ini.
Sebagai manusia saya tidak lepas dari khilaf dan lupa
begitu pula dengan adanya makalah yang telah saya buat ini, maka dari itu
segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Tulungagung,
8 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul……………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………………… ii
Daftar Isi……………………………………………………………………. iii
Bab
I Pendahuluan………………………………………………………….. 1
A.
Latar
Belakang………………………………………………………... 1
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………………….. 2
C.
Tujuan………………………………………………………………… 2
Bab
II Pembahasan…………………………………………………………. 3
A.
Dakwah Islam pada masa khulafaurrasyidin Abu Bakar As-shidiq…. 2
B.
Dakwah Islam pada masa khulafaurrasyidin Umar Bin Khottob……. 5
C.
Dakwah Islam pada masa khulafaurrasyidin Usman Bin Affan……. 11
D.
Dakwah Islam pada masa khulafaurrasyidin Ali Bin Abi Tholib…… 14
Bab
III Penutup……………………………………………………………..... 10
A.
Kesimpulan …..………………………………………………………. 21
Daftar
Pustaka………………………………………………………………… 23
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Khulafa’ merupakan bentuk
jama’ dari kholifah yang artinya pengganti. Sedangkan arti rhosydin bentuk
jama’ dari ar rosyid yang artinya benar, cerdik, dan mendapat pentunjuk. Maka
dari sini khulafaurrosyidin dapat diartikan para pengganti yang benar. Adapun
yang dimaksud dengan khulafaurrosydin yaitu para pemimpin pengganti rosululloh
dalam mengatur kehidupan umat manusia yang adil bijaksana, cerdik, selalu
melaksanakan tugas dengan benar dan selalu mendapat petunjuk dari Alloh.
B.
RUMUSAN MASALAH
a.
Bagaimana dakwah islam pada masa kholifah Abu Bakar as Shidiq
?
b.
Bagaimana dakwah islam pada masa kholifah Umar bin Khottob
?
c.
Bagaimana dakwah islam pada masa kholifah Utsman bin Affan
?
d.
Bagaimana dakwah islam pada masa kholifah Ali bin Abi Tholib
?
C.
TUJUAN
a.
Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Abu
Bakar as Shidiq
b.
Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Umar bin
Khottob
c.
Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Utsman
bin Affan
d.
Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Ali bin
Abi Tholib
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ABU
BAKAR AS SHIDIQ (632-634 M)
Abu
bakar adalah putra Usman, silsilahnya dengan Rosullah pada Ka’ab Bin Luai. Panggilan Abu Bakar As
Shiddiq sebenarnya adalah sebagai gelar saja. Abu artinya bapak, sedangkan
Bakar artinya dengan segera. Beliau diberi nama demikian karena beliau masuk
islam dengan segera, mendahului yang lain. Kemudia As Shiddiq artinya yang amat
membenarkan. Karena beliau sangat membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran
yang dibawa oleh Rasululloh terutama pada peristiwa Isro’ Mi’roj. Beliau lahir
pada tahun 568 M. ibunya bernama Salma Ummul Khoir yaitu anak dari paman Abu
Qihafa.
Tentang
pribadi Abu Bakar terkenal sebagai orang yang berakhlaq mulia, jujur, cerdas,
cakap, kuat kemauan dan pemberani,serta beliau terenal sebagai orang yang
rendah hati, pemaaf dan dermawan.
1. Proses
pengangkatan Abu Bakar sebagai Kholifah.
Rasulullah meninggal dunia pada tahun 632 M.
Wafatnya rasulullah menghadirkan masyarakat islam kepada situasi krisis
kepemimpinan, karena ketika Rasulullah masih hidup tidak pernah menunjuk
diantara sahabat yang menggatinkannya sebagai pemimpin umat islam. Bahkan tidak
pula membentuk suatu dewan yang dapat menentukkan siapa penggantinya.
Muhajirin dan Ansor yang pada awalnya merupakan
varaian dalam proses pembentukan masyarakat Madinah, berubah menjadi fiksi
politik dalam rangka menentukan pengganti Rasulullah. Muhajirin dan Ansor yang
sudah dipersatukan oleh Rasulullah dalam ikatan keyakinan agama, dihadapankan
pada satu krisis dan cenderung bertikai dan saling bermusuhan.
Setelah Rasulullah wafat para sahabat
terpencar-pencar, pertama: sahabat Nabi dari kalangan Anshor telah bergabung
dengan Sa’ad Bin Ubadah dipertemukan Saqifa Bani Sa’idah. Kedua: sahabat dari
kalangan muhajirin- Ali Bin Abi Tholib, Zubair Bin Awwan, dan Tholhah Bin
Ubaidillah tinggal di rumah Siti Fatimah. Ketiga: kalangan Muhajirin selain
tiga tokoh tersebut bergabung dengan Abu Bakar.[1]
Sahabat Nabi dari kalangan Ansor yang telah
berkumpul di Saqifa bani Sa’idah telah sepakat untk mengangkat Sa’ad Bin Ubadah
untuk menjadi pemimpin umat islam tanpa dihadiri oleh kalangan Muhajirin.
Tetapi dari suku Aus tidak memberi dukungan kepada Sa’ad Bin Ubadah. Abu Bakar
dan Umar Bin Khottob dating ke Saqafa Bani Sa’idah, kemudian berpidato dihadapan
sahabat Ansor yang sedang bermusyawarah dengan memberikan tawaran berupa
pembagian wewenang agar umat islam tidak pecah. Akhirnya timbul ketegangan
diantara para sahabat Anshar dan Abu bakar.Setelah ketegangan mulai mereda, Abu
bakar menawarkan Umar Bin Khottob dan Abu Ubaidah (keduanya dari kalangan
Muhajirin) dan mempersilahkan dari kalangan Ansor untuk membai’at salah satu
dari mereka. Akan tetapi keduanya menolak dan berkata: Engkau (Abu Bakar)
adalah muhajirin yang paling utama, engakau yang menemani Rasulullah saat di
Gua Tsur, dan meggantikan Rasulullah menjadi imam Sholat ketika Rasulullah
berhalangan. Abu Bakar akhirnya diangakat sebagai khalifah setelah melalui
musyawarah di Saqifa Bani Sa’idah.
2. Kepemimpinan
dan kebijakan Abu Bakar As Shiddiq.
a)
Memerangi tiga
golongan yang mengacaukan islam.
Pada
masa awal kepemimpinanya, Abu Bakar banyak mengahadapi gangguan dari berbagai
golongan antara lain: orang-orang murtad, golongan yang tidak membayar zakat,
dan golongan orang-orang yang mengaku menjadi Nabi. Adanya orang-orang murtad
karena mereka belum memahami Islam seacara mendalam.Mereka baru taraf pengakuan
atau masuk Isalam karena terpaksa.Golongan yang tidak membayar zakat kebanyakan
berasal dari kabilah yang tinggal di Madinah seperti Bani Qothfah, Bani
Bakr.Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Rasulullah, apabila
Rasullulah meninggal maka tidak ada lagi kewajiban membayar zakat.Sedangkan
orang-orang yang mengaku sebagai nabi telah muncul hari-hari terakhir kehidupan
Rasulullah.[2]Mereka
semakin berani melakukan kekacauan atas nama agama. Diantara orang yang mengaku
Nabi adalah:
1) Musailamah
Al Kadzab dari Bani Hanifah.
2)
Thulaikha Bin
Khuwailid dari Bani As’ad.
3)
Saj’ah Tamimiyah
dari Bani Tamim.
4)
Aswad Al Ansi
dari Yaman.
b) PengumpulanMushaf
Al-Qur’an
Perang
Yamamah merupakan perang dalam menumpas orang-orang murtad yang mengkhwatirkan
Umar Bin Khottob. Dalam perang Yamamah terdapat 1200 tentara islam yang gugur
syahid dan diantaranya adalah sahabat yang hafal Al Qur’an. Kekhawatiran Umar
mendorong untuk mengusulkan kepada kholifah Abu Bakar agar mengumpulkan Al
Qur’an dengan alas an agar al Qur’an tidak hilang dan tetap lestari.Perdebatan
terjadi antara Umar dan Abu Bakar, Abu Bakar menolak karena Rasulullah tidak
pernah meerintahkan sebelumnya.Tetapi atas penjelasan Umar Bin Khottob yang
rasional maka Abu Bakar menerima usul itu dan mengumpulkan lembaran-lembaran Al
Qur’an yang dihimpun oleh Zaid Bin Tsabit. Pengumpulan Al Qur’an dilakukan
dengancara mengumpulkan Al Qur’an yang di tulis di tulang, pelepah (kulit)
kayu, lempengan batu kemudian disalin oleh Zaid Bun Tsabit di atas kulit hewan
yang sudah di samak. Lembaran-lembaran yang berisi tulisan Al Qur’an yang telah
dikumpulkan, di simpan di rumah Abu Bakar hingga meninggal.Kemudian disimpan
oleh Umar hingga meninggal dunia.Dan akhirnya disimpan di rumah Khafsah
BintiUmar.
c) Perluasan
Wilayah
Pada
tahun ke 12 setelah hijroh Abu Bakar mengirim pasukan ke Irak yang dipimpin
oleh Kholid Bin Walid dan dibantu oleh Al Mustsanna Bin Haritsah dan Qo’qok Bin
Amr, Irak pada waktu itu jajahan kerajaan Persia, sebelumnya Kholid Bin Walid
telah mengirim surat kepada Hormuz panlima perang Persia agar masuk Islam.
Tetapi Hoymuz menolak dan lebih baik berperang melawan pasukan (Islam dari pada
masuk Islam.Dalam peperangan ini pasukan Islam mendapat kemenagan.Daerah-daerah
yang berhasil dikuasai oleh pasukan Isalm adalah Mazar, Walajah, Allis, Hirrah,
Anbar, Annuttamar, dan Daumatul Jandal.
Untuk
menaklukkan Syiria Abu Bakar mengirim pasukan yang dipimpin oleh Usman Bin Zaid
Bin Haritsyah. Pasukan islam berhasil mengusai negeri Qudho’ah, sedangkan untuk
memperluas wilayah Islam Ke Syria lainnya, Abu Bkar mengirimpasukan lainnya.
Kedaerah Palestina dipimpin oleh Amr Bin Ash, ke Roma oleh Ubaid Bin Jarroh, ke
Damaskus dipimpin oleh Yazid Bin Mu’awiyah, ke Yordania dipimpin Syurahbil Bin
Hasanah.[3]
Untuk
mengahdapi pasukan Islam, Pasukan Romawi yang dipimpin oleh Heraklius mempersiapkan
pasukan yang cukup besar. Pasukan Islam juga bersatu dalam satu front besar. Kedua
psukan tersebut bertenu di salah satu tenmpat bernama Yarmuk. Peperangan Yarmuk
baru berakhir pada masa pemerintahan Umar Bin Khottob.[4]
3. Akhir
riwayat Abu Bakar
Abu Bakar memegang kendali pemerintahan selam 2
tahun lebih sedikit. Kemudian beliau merasa sakit, lalu berpulang
kerahmatullah. Masa 2 tahun lebih sedikit itu adalah masa yang mat singkat
tetapi masa yang singkat itu dapat dipandang sebagai masa yang menentukan bagi
ajaran Islam.
Dalam keadaan yang
demikian beliau dapat mengerahkan kaum muslimin menghancurkan syirik dan
memberantas keragu-raguan dan paham
malah beliau dapat pula memgerahkan mereka menggulingkan singgasana Kisra (raja
Persia) dan Kaisar (raja Romawi). Kalau ada suatu peristiwa besar yang terjadi
dimasa permulaan Isalam, maka nama Abu Bakar selalu jelas didalamnya. [5]
B.
UMAR
BIN KHOTTOB
Umar Bin Khottob dilahirkan di Makkah
tahun 40 sebelum Hijriah. Ayahnya bernama Nufail Bin Abdul Uzza Al- Quraisy
dari suku bani Adi. Ibunya bernama Hantamah Binti Hasyim Bin Al- Mughiroh Bin
Abdillah. Silsilahnya dengan Rasulullah pada generasi kedelapan. Umar Bin Khottob
seorang pemuda Quraisy yang gagah, kuat dan pemberani. Beliau dibesarkan dalam
keluarga yang tidak mampu. Ayahnya tidak termasuk orang kaya tetapi memiliki
konsep kepemimpinan yang baik, dan tegas. Watak keluarganya sangat keras
sehingga disegani oleh masyarakat Quraisy.
Umar Bin Khottob masuk islam dalam usia
27 tahun. Pada awalnya Rasulluloh berdo’a kepada Alloh agar agama islam diberi
kekuatan dengan masuknya salah satu seorang dari dua Umar yaitu Umar Bin
Khottob dan Amr Bin Hasyim (Abu Jahal). Akhirnya Umar Bin Khottob masuk islam.[6]
Setelah keislamnya, sikap keras yang selama ini ditunjukkan kepada masyarakat
muslim melemah dan sebaliknya keras terhadap kaum Quarisy yang mengganggu keselamatan
kaum muslimin.
Bagi islam, keislaman Umar dalah kemenangan
yang nyata bagi islam. Menurut Ibnu Mas’ud bahwa islamnya Umar adalah suatu kemenangan,
hijrohnya adalah suatu pertolongan dan pemerintahannya adalah rohmat.
1. Proses
pengakatan Umar Bin Khottob sebagai Kholifah.
Abu Bakar jatuh sakit pada musim panas tahun 634 M, dan terbaring selama 15
hari ditemapt tidur. Kholifah ingin sekali menyelesaikan pergantian dan
mencalonkan seorang penggatinya. Abu Bakar merasa yakin bahwa tidak ada
seorangpun yang lebih pantas memangku jabatan sebagai kholifah penggati dirinya
kecuali Umar Bin Khottob. Karena itu
beliau ingin mengetahui pendapat masyarakat islam dengan bermusyawarah tentang
kepemimpian pasca dirinya dengan sahabat
yang lainya.
Dalam sebuah riwayat T-Thibari mengatakan bahwa Abu
Bakar naik di atas balkon rumahnya dan berbicara dengan banyak orang yang
berkerumunan di bawahnya.“ apakah kalian akan menerima orang yang akan saya
calonkan sebagai penganti saya? Saya bersumpah bahwa saya melakukan yang terbaik
dalam menentukan hal ini, dan saya telah memilih Umar Bin Khottob sebagai
pengganti saya, dan ikutilah keinginan saya.“ mereka semua menjawab, “ kami
telah mendegar kholifah dan kami semua kan mentaati tuan”.
Kemudian Abu Bakar memanggil Usman Bin Affan dan
membacakan naskah yang berisi penunjukan Umar Bin Khottob sebagai penggatinya. Usman
pun setuju dengan penunjukkan itu. Abu Bakar meninggal dunia pada hari senin,
tanggal 23 Agustus 634 M dalam usia 63 tahun, menjadi kholifah selama 2 tahun 3
bulan 11 hari.[7]
2. Kepemimpian
dan kebijakan Umar Bin Khottob.
a) Perluasan
Wilayah
Pada zaman Umar Bin Khottob, ekspansi
dilakukan secara bertahap. Dasmaskus ibu kota Syiria jatuh dan dapat dikuasai
oleh umat islam pada tahun 635 M. Setahun kemudian Byzantium dikalahkan oleh
tentara islam. Dari Syiria ekspansi dilanjutkan ke Mesir di bawah pimpinan Amr
Bin ash dan ke Iraq dibawah pimpin Sa’ad Bin Abi Waqash. Niskandariyah ibu kota
Mesir ditaklukkan pada tahun 641 M. Al- Qodisiyah sebuah kota dekat hijrah di
Iraq berhasil dikuasai oleh tentara islam pada tahun 637 M. Dari Hirah serangan
dilanjutkan ke ibu kota Persia. Al- Madain dan ibu kota itu berhasil dikuasai
oleh tentara islam, pada tahun 641 M. Mosul juga berhasil dikuasai oleh tentara
Isalam. Jadi pada zaman Umar Bin Khottob kekuasaan wilayah Islam meliputi
Jazirah Arabia, Palestina, Syria, dan sebagian wilayah Persia dan Mesir.
b) Meletakkan
Prinsip Keadilan
Umar
Bin Khottob mengirim surat kepada Abu Musa Al-Asy’ari (Hakim Kufah) yang isinya
mengandung prinsip-prinsip perkara di persidangan dalam lingkungan peradilan.
Isi surat surat tersebu adalah:
1. Memutuskan
perkara dipengadilan adalah kewajiban yang harus di kokohkan dan sunah yang
harus diikuti.
2. Sebelum
sebuah perkara di putuskan, ia harus dipahami terlebih dahulu agar (hakim)
dapat bertindak adil.
3. Pihak-puhak
yang berperkara harus diperlakukan sama, baik dalam persidangan maupun dalam
menerapkan keputusan, sehingga pejabat tidak berharap menang dan orang-orang
lemah tidak putus asa dalam memperjuangkan keadilan.
4. Alat
bukti di bebankan pada penggugat, sedangkan sumpah di berikan pada pihak
tergugat.
5. Damai
sebagai alternative dalam memperseketaan
dibolehkan selama tidak menghalalkan yang haram dan tidak mengharamkan
yang halal.
6. Berilah
waktu kepada penggugat untuk mengumpulkan alat-alat bukti dan persengketaan di
putuskan harus berdasarkan alat-alat bukti.
7. Hakim
harus mengakui kesalahan apabila ternyata dalam keputusannya terdapat
kekeliruan.
8. Kesaksian
seorang muslim dapat diterma kecusli muslim yang pernah memberikan kesaksian
palsu, pernah di jatuhi hukuman.
9. Seorang
hakim di benarkan melakukan analogi dalam memutuskan perkara apabila perkara
yang hendak di selesaikan tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits.[8]
10. Dalam
proses menyelesaikan dan memutuskan perkara, hakim tidak boleh dalam keadaan
marah, berfikiran kacau, jemu, bersikap keras, dan hendaklah memutuskan perkara
dilakukan dengan hati yang tulus berharap ridho allah.
Surat Umar Bin Khottob yang berisi
tentang prinsip-prinsip peradilan merupakan peradaban yang tinggi, karena
prinsip peradilan itu masih di pergunakan hingga sekarang. Meskipun telah
dilakukan beberapa purubahan. Gagasan tentang peradilan ini dapat dijadikan
dasar untuk menjadikan Umar Bin Khottob sebagai bapak peradilan.
c) Pengembangan
Kekuasaan.
Umar
Bin Khottob membagi daerah islam menjadi beberapa wilayah atau propinsi.
Masing-masing propinsi dibawah kekusaan gubernur. Seperti Kufah dibawah
kekuasaan saat Bin Abi Waqosh, Basrah di bawah kekuasaan Athbah Bin Khazwan,
dan Fustad di Mesir dibawah kekuasaan Amr bin Ash.
d) Membentuk
beberapa dewan.
Antara
lain Baitul Mal (perbendaharaan Negara), yang bertugas mengatur keluar masuk
uang, sehingga keuangan Negara terkontrol dengan baik, dan dewan angkatan
perang yang bertugas mencatat nama-nama tentara dan yang member gaji tentara.
e) Menetapkan
tahun Hijriah sebagai tahun islam.
f) Membnagun
beberapa masjid.
Antara
lain masjid Al-Haram, masjid Al-Aqsha, masjid An-Nabawai, dan masjid Amr Bin
Ash di mesir.[9]
3. Perluasan
Islam dimasa Abu Bakar As-Shiddiq Umar Bin Khattab dan Pertempuran yang
dihadapi.
Dalam perluasan mernerangkan fase-fase perluasan
Islam ke negeri-negeri Persia dan Romawi. Pemberangkatan pasukan ini lebih
titik beratkan kepada segi politik bukan karena kepentingan pertahanan.
Pengiriman pasukan terus dilaksanakan Abu Bakar karena beliau berpendapat bahwa
hal ini akan menimbulkan kesan kepada kaum-kaum pemberontakan bahwa kaum
muslimin mempunyai kekuatan yang besar. Politik abu bakar inin berhasil baik.
Pengiriman balatentara itu dapat menimbulkan keyakutan pada bangsa Romawi dan
pada pemberontakan-pemberontakan bangsa arab.
a. Pertempuaran-pertempurann
di Persia.
Abu
Bakar mengirim balatentara Isalm ke Persia di bawah pimpimpinan Khalid Ibnu
Walid dibantu oleh Al Mutsanna Bin Haritsah yang dapat mengalahkan kerajaan
Manadzirah dan menduduki kota Hirah dan Ansar.
Di masa pemerintahan
Umar Bin Khottob keadaan balatentara Islam jauh lebih kuat daripada Romawi,
Umar mengirimkan balatentara ke negeri Persia dengan jumlah pasukan 8000 orang
dengan dipimpin Sa’ad Bin Abi Waqqash.
Pada tahun 15 H, telah
berhadapan dengan pasukan Persia dengan jumlah 30.000 ribu orang yang dipimpin
oleh Rustam. Dalam pertempuran ini kaum muslimin menang dan Rustam dapat
dibunuh. Tahun 16 H Sa’ad dapat mengalah kan Persia dan menawan seorang putri
Kisra Persia. Pad tahun 21 H melakukan pertempuaran dengan Yazdigird di
Nahawand. Pada peetempuran ini adalah pertempuran yang terkuat dan terbesar
yang lebih dikenal dengan sebutan “Fathul Futuh” (kemenangan yang paling besar
di antara seluruh kemenangan). Pada tahun 22 H kaum muslimin dapat menduduki
Ahwaz.
b. Pertempuran-pertempuaran
di Negeri Romawi.
Minat
kaum muslimin untuk memerangi bnagsa Romawi lebih besar dari minat mereka
memerangi bangsa Persia. Hal ini di sebabkan karena gangguan bangsa romawi
terhadap kaum muslimin lebih besar dari pada gangguan bangsa Persia. Lagi pula
karena negeri syam, mesir dan palestina adalah merupakan Negara-negara jajahan
dari bangsa romawi. Oleh karena itu abu bakar mengumpulkan bala tentara yang
besar jumlahnya untuk dikirim ke Negara Romawi.[10]
Lascar ini di bagi Abu Bakar atas empat pasukan, yaitu:
1. Satu
pasukan di pimpin oleh Abu ‘Ubaidah Ibn Jarrahyang pernah diberi julukan oleh
Nabi: “Aminul Ummah’’ (kepercayaan umat) pasukan ini dikirim ke Himsh. Abu
Ubaidah diberi tugas sebagai pemegang pimpinan tertinggi dari ke empat pasukan
ini.
2. Satu
pasukan dibawah pimpinan Yazid ibn Abi Sufyan, dikirim ke Damaskus
3. Satu
pasukan dipimpin oleh Amr ibn Ash di kirim ke Palestina.
4. Satu
pasukan di bawah pimpinan Surahbil ibn Hasanah di kirim ke lembah Jurdania.
Mulanya
lascar yang dikirim ke Syam semuanya berjumlah 12 ribu orang tetapi kemudian di
tambah sampai menjadi 24 ribu orang.[11]
4. Akhir
Riwayat Umar Bin Khottob
Sejumlah musuh islam terdiri dari orang-orang Persia
dan Yahudi mengadakan komplotan untuk membunuh Umar bin Khottob. Pembunuhan ini
dilakukan oleh seorang Nasrani bernama Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah ini seorang
bangsa Persia, dia di tawan o;eh tentara islam di Nahawam dan kemudian menjadi
hamba sahaya dari Mughiroh bin Su’bah.
Abu Lu’lu’ah telah berhasil menyelusup kedalam
masjid, di waktu Umar hendak memulai sembahyang subuh, dikala itu hari masih
gelap. Maka di tikamlah Khalifah Umar bin Khattab dengan sebuah golok beberapa
kali, diantara satu dibawah pusatnya, mka keluarlah perut beliau. Umar lalu
memekik, maka datanglah kaum muslimin hendak menangkap pembunuh itu, tetapi
mereka diserangnya pula degan goloknya, hingga ada yang mati, dan bebrapa orang
luka-luka. Akhirnya kaum muslimin dapat menangkapnya, tatapi masih dapat ia
memakai goloknya untuk membunuh dirinya sendiri.[12]
C. USMAN
BIN AFFAN
Usman bin Affan dilahirkan di Makah pada tahun ke 6
setelah kelahira Rasulullah. Ia termasuk kabilah Ummah dari suku Qurais.
Ayahnya bernama Affan bin Umaiyah bin Abdi Syam bin Abdi Manaf. Usman bin Affan
mendaoat gelar Zun Nuraini yang artinya mempunyai dua cahaya, karena telah
menikahi dua putri Rasulullah yaitu Ruqaiyyah dan Ummu Kulsum.
Usman bin Affan masuk islam atas ajakan Abu Bakar As
Sidiq. Usman seorang pedagang sukses.Di daerah Hijjas beliau di kenal sebagai
pedagang yang jujur, memiliki intekgritas yang tinggi, dan seorangyang soleh
dan rendah hati.
1) Proses
Pengangkatan Usman Bin Affan Sebagai Kholifah.
Umar
Bin Khottob meninggal dunia setelah ditikam oleh seorang yang bernama Peros
(Abu Lu’lu’ah) dan bertahan selama tiga hari setelah penikaman.Berkuasa selama
10 tahun 6 bulan 4 hari. Ketika masih terbaring sakit paska penikaman Umar bin
Khottob membentuk sebuah tim yang terdiri atas 6 orang sahabat termuka untuk
menemukan penggantinya sebagai Kholifah. Enam
sahabat yang menjadi anggota formatur adalah Usman Bin Affan, Ali Bin
Abi Tholib, Thalhah Bin Ubaidillah, Zubair Bin Awwam, Abdur Rohman Bin Auf, dan
Saad Bin Abi Waqos. Untuk menghindari deadlock dalam pemilihan Umar mengangkat
anaknya Abdullah Bin Umar sebagai anggota formatur dengan serta hak pilih tampa
berhak untuk dipilih Talhah bin Ubaidillah tidak ada di Madinah dan baru
kembali di Madinah setelah pemilihan khalifah selesai dilakukan.
Dalam
sebuah penjajakan pendapat yang dilakukan oleh abdur Rahman Bin auf terhadap
anggota formatur yang ada, di peroleh dus calon khalifah yaitu Usman Bin Affan
dan Ali Bin Abi Tholib.Ali Bin Abi Tholib memilih Usman Bin Affan untuk menjadi
khalifah sebaliknya Usman Bin Affan memilih Ali Bin Abi Tholib menjadi
khalifah.Sa’ad Bin Waqos emilih Usman, emtara Abdur Rohman Bin Auf dan Zubair
Bin Awwam tidak diketahui siapa hak pilihnya direalisasikan. Dewan musyawarah
akhirnya berhasil mengangkat Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga mengganti
Umar Bin Khotob.
2) Kebijakan
dan Kepemimpinan Usman Bin Affan.
a)
Perluasan
wilayah islam.
Pada
saat perluasan wilayah ke Khurasan Usman Bin Affan mengirim pasukan yang di
pimpin oleh Saad Bin Al-Ash dan Hudzaifah bin Yaman melalui ertempuran yang
sengit akirnya daerah itu dapat dikuasaimoleh tentara islam. Dalam prtluasan
wilayah ke Armenia tentara islam dipimpin Salman Robi’ah Al-Bahy. Afriks Utara
sebelum kedatangan islam telah dijajah oleh bangsa Romawi. Rakyatnya hidup menderita
akibat tekanan dari bangsa Romawi. Untuk membebaskan rakyat Afrika Utara (
Tunisia ) Usman mengirim pasukan dipimpin oleh Abdullah Bin Saad Bin Abi Saad
Bin Abi Sarah. Tentara islam berhasil membebaskan bangsa Afrika Utara dari
penjajah bangsa Romawi. Dari Afrika Utra tentara islam menuju ke daerah Raid an
Azerbaijan serta ke Amuriah dan Cyprus.[13]
Dengan demikian pada masa pemerintahan Usman Bin Affan telah meluas kesebelah
timur himgga ke Armenia dan Azerbaijan, sedangkan ke sebelah Barat wilayah islam
telh sampai ke Tripoli.
b)
Kodifikasi
al-qur’an.
Pekerjaan
yang paling berat yang dirasakan oleh Usman Bin Affan pada masa pemerintahannya
adalah oengumppulan Al-Qur’an (Kodifikasi Al-Qur’an)yang merupakan lanjutan
kerja yang diawali oleh Abu Bakar As Siddiq atas inisiatif Umar Bin Khottob.
Sebai mana yang telah disinggung sebelumnya bahwa pengumpulan Al-Qur’an pada
zaman Abu Bakar dilatarbelakangi oleh Syahidnya 70 sahabat Rasulullah yang
hafal Al-Qur’an pada saat perang Zamamah.Sedangkan yang melatar belakangi
pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Usman Bin Affan adalah berbedaan qiroat (baca)
Al-qur’an yang menimbulkan percecokan antara murid dan gurunya.[14]
Pada saat penyalinan Al-Qur’an yang ke dua kalinya panitia (Lajnah) penyusunan
mushaf Al-Qur’an yang di bentuk olehUsman Bin Affan melakukan pengecekan ulang
dengan meneliti kembali mushaf yang sudah disimpan di rumah Hafsah dan
membanding bandingkannya denga mushaf-mushf yang lain. Selain itu tugas utama
panitia adalah menyalin mushaf Al-Qur’an yang di simpan di rumah Hafsah dan
menyeragamkan Qiroat atau bacaannya, yaitu dialek Quraidi.
Setelah
behasil membuat salinannya, Zain Bin Tsabit mengembalikan nafkah yang di
salinnya kepada Hafsah. Khalifah Usman memerintahkan kepada Ziad Bin Tsabit
agar membuat sejumlah salinan mushaf dan dikirim kr Mekah, Madiah, Basroh,
Kufah, dan Syri’a dan salah satunya di simpan di rumah Usman Bin Affan yang
kemudian disebut dengan Mshaf Al Imam. Sedangkan mushaf lain selain mushaf yang
di susun oleh panitia yang dipimpin oleh Zaid Bin Tsabit diperintahksn untuk di
bakar. Penyusunan Mushaf Usmani telah
berhasil menyelamatkan dan mengeluarkan umat islam dari kemelut karena
perbedaan qiraat
c)
Otonomi daerah.
Pada
zaman khalifah Abu Bakar dan Umar, wilayahnya dibedakan menjadi dua
yaitunwilayah yang pemimpinnya memiliki otonomi penuh dan pemimpinanya di sebut
Amir, dan wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh yang pemimpinannya disebut
Wali. Pada zaman Usman bin Affan dilakukn perubahan setatus wilayah sehingga
semua wilayah memiliki otonomi penuh. Oleh karena itu seluruh pemimpin wilayah
bergelar Amin.
d) Membentuk
angkatan laut.
Pada
masa pemerintahan Usman bin Affan, daerah islam telah sampaike Afrika, Mesir,
Cyprus, dan Konstantinopel daerah-daerah ini banyak di kelilingi lautan. Atas
usul Muawiyah bin Abi Sufyan, gubernur Damaskus, Usman menyetujui pembentukan
armada laut yang dilengkapi personil dan sarana yang memadahi
e)
Merahab Masjid
Nabawi di madinah.
Pada
zaman Usman bin Affan, masjid nabawi dibongkar, kemudian di bangun kembali
dengan ukuran yang lebih luas. Bentuk dan corak bangunannya di perindah. Tiang-tiangnya
terbuat dari beton dan sebagian dindingnya dihiasidengan ukiran-ukiran yang
indah.[15]
3) Akhir Riwayat Usman Bin Affan
Usman
bin Affan menjabat jabatannya dalam suasana dalam gejala-gejala dan golongan.
Golongan pertama adalah golongan yang tidak menginginkan dan tidak merestui
Usman menjadin Khalifah. Golongan yanag ke dua golongan yang mendukung Usman.
Usman adalah seorang yang kayaraya lagi pemurah dan berkehidupan makmur.
Kekayaan pribadinya habis digunakan untuk keperluan dan kepentingan
fisabilillah ketikan inilah beliau banyak mendapat kecaman dalam mempergunakan
uang baitul mal. Dalam masa ke enam tahun pertama dari pemerintahan Usman
segala sesuatu masih berjalan dengan baik. Tetapi pada permulaan pemerintahan
Usman kesalahan-kesalahan itu sudah mulai ada. Keadan buruk ini tidak hendak
dibiarkan demikian saja. Negara yang lemah itu tidaklah dibiarkan jatuh begitu
saja. Maka bangkitlah beberapa orang sahabat termuka untuk memebri nasihat
kepada khalifah Usman bin Affan untuk beristirahan atau mengundurkan diri.
Banyak
kaum muslimin yang meninggalkan Usman. Usman semakin mempercayakan segala
sesuatunya kepada family dan kerabat dekatnya. Dengan tangan besi mereka melakukan
sewenag-wenang. Beberapa orang pemuda islam mempertarukan dirinya dengan
berdiri di depan pintubrumah Usman untuk melindungib Usman dari pemberontak,
tetapi pemberontak dapan menerobos masuk dengan memanjat rumah Usman bin Affan
dan menyerang beliau yang sedang membaca Al-Qur’an lalu mereka membunuhnya.[16]
D. ALI
BIN ABI THOLIB
Ali Bin Abi Tholib dilahirkan di kota
Makkah pada tahun 13 setelah kelahiran Rasulullah. Ali Bin Abi Tholib adalah
keponakan Rasulullah. Ayahnya bernama Abi Tholib yang mempunyai keluarga yang
sangat banyak.Ketika Ali masih kanak-kanak, terjadi bencana yang yang melanda
masyarakat Makkah.Untuk meringankan beban penderitaan Abu Tholib, Rasulullah
memohon kepada pamanya Abbas untuk memberi bantuan kepada anak-anak Abu Tholib.
Maka diputuskan, Abbas membantu Ja’far Bin Abi Tholib sedangkan Rasulullah
mre,bantu dan merawat Ali Bi Abi Tholib.
Dengan demikian Ali tumbuh menjadi
dewasa di bawah binbingan langsung Rasulullah yang selalu menunjukkan rasa
kasih sayangnya kepada Ali Bin Abi Tholib.Ketika Muhammad diangkat mejadai
Rasul Ali baru berumur 13 tahun, dan dialah anak yang pertama kali masuk islam.
Ali Bin Abi Tholib dan Siti Khodijah adalah orang yang pertama kali sholat
bersama Rasulullah pada hari-hari berikutnya setelah masa kerosulannya.
Sejak kecil Ali sudah terkenal dengan
kebaikannya dan merupakan orang yang sabar. Beliau telah merasakan pahit
getirnya kehidupan bersama Rasullah. Ketika suku Quraisy mengetahui adanya
perjanjian antara Rasulullah dengan masyarakat Yastrib dan adanya keinginan
Rasulullah untuk hijroh ke Yastrib, tokoh-tokoh kafir Quraisy telah membuat
scenario besar untuk membunuh Rasulullah. Ali dengan hati tulus mematuhi
perintah Rasulullah untuk tidur menggantikan Rasulullah pada malam
keberangkatan hijroh ke Madinah. Begitulah seorang Ali Bin Abi Tholib telah
rela memertaruhkan jiwa raganya untuk menyelamatkan Rasulullah dari ancaman
pembunuh kafir Quraisy
a) Proses
pengankatan Ali Bin Abi Tholib sebagai
Kholifah.
Setelah
peristiwa kematian Usman Bin Affan, terjadi kefakuman kholifah selama 3 hari.
Seluurh kota Madinah lumpuh akibat kekacauan yang dibuat oleh kaum pengacau.
Bahkan jenazah Usman terlantar selama 3 hari.[17]
Ali
Bin Abi Tholib seorang pribadi yang agung, lemah lembut, namun memiliki
kecerdasan yang tinggi.Karena kepribadian yang agung itulah banyaj kaum munafik
yang tidak menyukai Ali. Mereka tidak senang kalau ali Menjadi holifah,
khawatir pola kepemimpinan Ali sama ketika pemerintahan Islam dikewndalikan
oleh Umar Bin
Khottob. Mereka takut kesenangan dan kenikmatan yang mereka rasakan yang
didapat dengan cara yang bathil pada masa Usman tidak ada lagi ketika Ali Bin
Abi Tholib memimpin pemerintahan Islam.
Golongan yang anti
dengan pengangkatan Ali sebagai Kholifah sangat kecil (keluarga Umaiyah),
sedabgkan masyarakat islam secara umum menanti pengangkatan Ali sebagai
kholifah. Ali diharapkan dapat menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat islam
yang hidupnya menderita.[18]
Karena desakan dari
arus bawah yang begitu kuat agar segera Ali diangkat sebagai kholifah, maka
para sahabat dan umat islam membai’at ali sebagai kholifah keempat penggati
Usman Bi Affan yang telah meninggal dunia.
Semula Ali menolak tetapi karena demi kepentingan islam beliau menerima
pengangkatan itu.
b) Kebijakan
dan Kepemimpinan Ali Bin Abi Tholib.
1)
Mengganti para
Gubenur.
Semua gubenur yang
diangkat oleh Kholifah Usman Bin Affan harus diganti oleh Kholifah Ali, karena
banyak masyarakat yang tidak senang. Karena menurut pengamatanya, para gubenur
inilah yang menyebabkan timbulnya banyak pemberontakan terhadap pemberintahan
Usman Bin Affan. Adapun beberapa gubenur yang diganti adalah:
a.
Gubenur Syiria
diganti oleh Sahl Bin Hanif.
b.
Gubenur Basroh
diganti oleh Usman Bin Hanif
c.
Gubenur Mesir
diganti oleh Qa’is Bin Sa’ad
d.
Gubenur Kufah
diganti oleh Umrah Bin Syihab.
e.
Gubenur Yaman
diganti oleh Ubaidah Bin Abbas
2)
Menarik kembali
tanah milik Negara.
Pada
masa pemerintahan Usman Bin Affan banyak para kerabatnya yang diberikan
fasilitas dalam berbagai bidang.Sehingga banyak diantara mereka yang kemudian
merongrong pemerintahan Usman dan harta kekayaan mereka.Untuk itulah Ali merasa
sangat perlu utuk menarik kembali semua tanah pemberian Usman kepada
keluarganya, menjadi milik Negara.
3)
Perbaikan bidang
ilmu Bahasa.
Pada
masa pemerintahan Ali wilayah islam sudah sangat luas, tidak hanya Jazirah Arab
tetapi sudah sampai Tunisia bahkan sampai ke Indus India. Masyarakat muslim
yang bukan berasal dari Jazirah Arab banyak ditemukan kesulitan dalam membaca
teks Al-Qur’an dan Hadits, sebagai sumber hukum islam.[19]
Ali berfikir bahwa
kesulitan masyarakat muslim untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits menjadi kendala
dalam memaham ajaran islam. Sangat perlu adanya perbaikan bacaan masyarakat
muslim non Arab dalam mempelajari ajaran Islam yang kebanyakan berbahasa Arab.
Secara
mayoritas umat islam memilih Ali sebagai pengganti Usman. Begitu besar
keinginan Ali untuk memulihkan keadaan umat islam agar segera selamat dari
krisis yang melanda umat islam. Tetapi kondisi semakin memprihatikan. Orang
–orang islam yang dulu bersatu padu dalam ikatan Ukhuwah Islamiyah untuk
menegakkan Islam telah hilang berubah menjadi permusuhan, akibat dari hasutan
orang-orang munafiq yang tidak ingin Islam berkembang. Orang-orang dulu dekat
dengan Ali telah menjadi lawan politik.Seorang Jalal-Din Al-Suyuti mengatakan
bahawa Thalhah, Zubair dan A’isyah telah berangkat ke Basrah untuk mengajukan
tuntutan kepada Ali agar menangkap pembunuh Usmman Bin Affan.Akibat dari
tuntutan itu Ali menyiapkan pasukan bereperang dengan pasukan Tholhah, Zubair,
dan A’isyah. Perang ini dalam sejarah dikenal dengan perang Jamal (Unta). Tholhah,
Zubair terbunuh dalam peperangan itu sedangkan A’isyah dapat diselamatkan.
Di
lain pihak, pembangkangan yang dilakukan oleh Mu’awiyah Bin Abi Sofyan telaj
melahirkan konflik senjata antara pasukan Ali dengan pasukan Mu’awiyah yang
dipimpin oleh Amr Bin Ash.Perang ini kemudian dikenal dengan perang
shiffin.Dalam perang ini disebutkan bahwa pasukan Ali telah berhasil mematahan
pertahanan pasukan Mu’awiyah.Dalam situasi yang demikian pasukan Mu’awiyah yang
dipimpin oleh Amr Bin Ash mengangkat mushaf Al-Quran di atas tenbok pertanda
perang dihentikan denagn melakukan perdamaian.Perintiwa ini disebut dengan
peristiwa tahkim.[20]
Akibat
dari peristiwa Tahkim ini kubu Ali terpecah menjadi 2 yaitu golongan yang
keluar dari Ali disebut golongan Khawarij dan golongan yang setia kepada Ali
disebut golongan Syiah. Di luar golongan ini masihn ada golongan umat Islam
yang lain yaotu golongan yang mendukung Mu’awiyah dan golongan Murji’ah. Adanya
friksi-friksi ini semakin memperkeruh kondosi umat islam, sampai pada akhirnya
Ali Bin Abi Tholib terbunuh oleh seorang Khowarij yang bernama Abdur Rahman Bin
Muljam pada tanggal 17 Romadlon tahun 40 H.[21]
c) Akhir
Riwayat Ali bin Abi Tholib
Diwaktu
beliau bersiap-siap hendah mengirim
balatentara sekali lagi untuk memerangi Mu’awiah, terjadilah suatu kelompok
untuk mengakhiri masing-masing hidup dari Ali, Mu’awiyah dan ‘Amr ibn ‘Ash.
Komplotan
ini terdiri dari tiga orang Khawarij, yang telah bersepakat hendak membunuh ketiga
orang pemimpin itu pada malam yang sama. Seorang diantaranya bernama
Abdurrahman ibn Muljam. Orang ini berangkat ke Kufah untuk membunuh Ali yang
seorang lagi bernama Barak ibn Abdillah at Tamimi. Orang ini pergi ke Syam
untuk membunuh Mu’awiah, sedang yang ketiga yaitu ‘amr ibn Bark At Tamimi
berangkat ke Mesir untuk membunuh ‘Amr ibn ‘Ash.
Tetapi
di antara ketiga orang itu hanyalah Ibn Muljam yang dapat membunuh Ali. Ibn
Muljam menusuk Ali dengan pedang, waktu beliau sedang memanggil orang untuk bersembahyang.
Orang-orang yang bersembahyang di masjid itu dapat menangkap Ibn Muljam, yang
kemudian sesudah Ali berpulang kerahmatullah dia dibunuh.[22]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Abu Bakar
As-Shiddiq
Panggilan
Abu Bakar As Shiddiq sebenarnya adalah sebagai gelar saja. Abu artinya bapak,
sedangkan Bakar artinya dengan segera. Beliau diberi nama demikian karena
beliau masuk islam dengan segera, mendahului yang lain. Kemudia As Shiddiq
artinya yang amat membenarkan. Karena beliau sangat membenarkan berbagai
pengalaman dan ajaran yang dibawa oleh Rasululloh terutama pada peristiwa Isro’
Mi’roj. Kebijakan Abu Bakar As-Shiddiq: Memerangi tiga golongan yang
mengacaukan islam, Pengungumpulan mushaf al-qur’an, Perluasan wilayah
2.
Umar Bin Khottob
Umar
Bin Khottob masuk islam dalam usia 27 tahun. Pada awalnya Rasulluloh berdo’a
kepada Alloh agar agama islam diberi kekuatan dengan masuknya salah satu
seorang dari dua Umar yaitu Umar Bin Khottob dan Amr Bin Hasyim (Abu Jahal).
Akhirnya Umar Bin Khottob masuk islam. Kebijakan Umar Bin Khattab: Perluasan
wilayah, Meletakkan prinsip peradilan, Pembagian kekuasaan, Membentuk beberapa
dewan, Menetapkan tahub hijriah, Membangun beberapa masjid
3.
Usman Bin Affan
Usman bin Affan masuk
islam atas ajakan Abu Bakar As Sidiq. Usman seorang pedagang sukses.Di daerah
Hijjas beliau di kenal sebagai pedagang yang jujur, memiliki intekgritas yang
tinggi, dan seorangyang soleh dan rendah hati. Kebijakan Usaman Bin Affan:
Perluasan wilayah islam, Kodifikasi al-qur’an, Otonomi daerah, Membentuk
angkatan laut, Merehab masjid Nabawi di Madinah.
4.
Ali Bin Abi
Tholib
Sejak kecil Ali sudah terkenal
dengan kebaikannya dan merupakan orang yang sabar. Beliau telah merasakan pahit
getirnya kehidupan bersama Rasullah. Ketika suku Quraisy mengetahui adanya
perjanjian antara Rasulullah dengan masyarakat Yastrib dan adanya keinginan
Rasulullah untuk hijroh ke Yastrib, tokoh-tokoh kafir Quraisy telah membuat
scenario besar untuk membunuh Rasulullah. Ali dengan hati tulus mematuhi
perintah Rasulullah untuk tidur menggantikan Rasulullah pada malam
keberangkatan hijroh ke Madinah. Begitulah seorang Ali Bin Abi Tholib telah
rela memertaruhkan jiwa raganya untuk menyelamatkan Rasulullah dari ancaman
pembunuh kafir Quraisy. Kebijakan Ali Bin Abi Tholib: menggati para Gubenur,
menarik kembali tanah miilik Negara, perbaikan bidang ilmu bidang bahasa
DAFTAR
PUSTAKA
Jamil, Ahmad. Sejarah kebudayaan islam MAN. Gresik:
Putra Kembar Jaya. 2008
Syalabi. Sejarah
dan kebudayaan isalm 1. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru. 2003
Teman yang bertanya:
1.
Abu Zaeni (3217103001)
2.
Amelia Nursanti (3217103007)
3.
Faridatul
Khasanah (3217103025)
[1] Ahmad Jamil, sejarah
kebudayaan islam MAN, Gresik: Putra kembar Jaya. 2008, hal:22
[2] Ibid,…,hal:23
[3] Ibid,…hal:23-24
[4] Ibid,…,hal:24
[6] Ahmad Jamil, sejarah
kebudayaan islam MAN, Gresik: Putra kembar Jaya. 2008, hal:24
[7] Ibid,…,hal:25
[8] Ibid,…hal:25-26
[10] Ahmad Jamil, sejarah
kebudayaan islam MAN, Gresik: Putra kembar Jaya. 2008, hal:26
[13] Ahmad Jamil, sejarah
kebudayaan islam MAN, Gresik: Putra kembar Jaya. 2008, hal:27
[14] Ahmad Jamil, sejarah
kebudayaan islam MAN, Gresik: Putra kembar Jaya. 2008, hal:27
[15] Ibid,…,hal:27-28
[17] Ahmad Jamil, sejarah
kebudayaan islam MAN, Gresik: Putra kembar Jaya. 2008, hal:28
[18]Ibid,…, hal:28
[19] Ibid,…hal:29
[20]Ibid,…, hal:29-30
[21] Ahmad Jamil, sejarah
kebudayaan islam MAN, Gresik: Putra kembar Jaya. 2008, hal: 30
0 komentar:
Posting Komentar