Pages

Selasa, 22 April 2014

BENTUK-BENTUK INSTRUMEN PENILAIAN

MAKALAH

“BENTUK-BENTUK INSTRUMEN PENILAIAN”


A.    Latar Belakang
Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: Soal dengan memilih jawaban pilihan ganda dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) menjodohkan Soal dengan mensuplai-jawaban. isian atau melengkapi jawaban singkat atau pendek soal uraian Dari berbagai alat penilaian instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut. materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum; konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.

Penilaian Diri Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses  pembelajaran di kelas, berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian ber Penilaian TertulisPenilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut .

Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Pengertian Instrumen Penilaian dalam Pendidikan?
2.      Apa sajakah Macam-macam Instrumen Penilaian dalam pendidikan itu?
3.      Bagaimana Syarat-syarat alat ukur yang baik itu?
4.      Jelasak maksud dari Tes sebagai Insrtumen?
5.      Apa sajakah macam-macam tes sebagai instrumen?
6.      Seperti apa Tes Hasil Belajar itu?
7.      Sebutkan Macam-macam Tes Hasil Belajar?
8.      Apa sajakah Bentu-bentuk Tes Hasil Belajar?
Tujuan
1.      Untuk mengetahui Pengertian Instrumen Penilaian dalam Pendidikan
2.      Untuk mengetahui Macam-macam Instrumen Penilaian dalam pendidikan
3.      Untuk mengetahui Syarat-syarat alat ukur yang baik
4.      Untuk mengetahui Tes sebagai Insrtumen
5.      Untuk mengetahui macam-macam tes sebagai instrumen
6.      Untuk mengetahui Tes Hasil Belajar
7.      Untuk mengetahui Macam-macam Tes Hasil Belajar
8.      Untuk mengetahui Bentu-bentuk Tes Hasil Belajar







BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Instrumen Penilaian dalam Pendidikan
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Misalnya timbangan adalah instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data berat dengan cara melakukan penimbangan.
Dalam pendidikan Instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan penampilan maksimal.sedangkan Instruman nonotes merupakan alat ukur yang mendorong peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
Sebagai sebuah penilaian, Tes Hasil Belajar (THB) merupakan salah satu alat ukur yang mengukur penampilan maksimal. Dalam pengukuran siswa peserta tes di dorong mengeluarakan segenap kemampuan yang dimilkinya untuk menyelesaikan soal yang diberika dalam THB. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan mencatat skor atas jawaban yang telah diberikan masing-masing siswa.
THb mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarakan oleh guru dan di pelajari oleh siswa. Penguasaan hasil belajar mencerminkan perubahan perilaku yang di capai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Mengajar adalah usaha siswa yang menimbulkan aktivitas belajar siswa sedangkan Belajar adalah usaha siswa yang menimbulkan perubahan perilaku dalam dirinya.
Pengukuran dalam Pendidikan melibatkan objek-objek yang terdapat dalam proses pendidikan. Objek-objek dalam pengukuran pendidikan secara teknis dikenal sebagai responden. Data dikumpulkan dalam keadaan tertentu yang di kenal sebagai variabel. Responden dalam pengukuran pendidikan dapat berupa manusia pelaku pendidikan atau hasil karya manusia pelaku pendidikan. Manusia pelaku pendidikan dapat brupa siswa, guru, kepala sekolah, karyawan, pengurus karyawan, pengawas, komite sekolah, pengguna lulusan dan sebagainya. Dari siswa misalnya dapat diukur dalam variabel: usia, jenis kelamin, jumlah saudara, minat belajar, prestasi belajar, kecerdasan, kreativitas, konsep diri, dan sebagainya. Hasil karya manusia pelaku pendidikan dapat berupa; kurikulum, buku tes, sistem evaluasi, buku harian, laporan administrasi, persiapan pengajaran, anggaran pendapatan belanja sekolah, laporan kerja kepala sekolah, laporan keuangan, tugas ngarang, media pembelajaran, metode mengajar dan sebagainya. Misalnya dari objek berupa buku tes dapat di ukur variabel: jumlah lembar, penampilan, kualitas bahan, penataan, kesesuaian dengan kurikulum, kesesuaian dengan kebudayaan siswa, kejelasan pembahasan dan sebagainya.[1]
B.     Fungsi penilaian dalam proese belajar mengajar
1.      Unruk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
2.      Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru.
Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui behasil tidaknya ia mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian, berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat di jadikan bahan dalam memperbaiki usahanya yakni tindakan mengajar berikutnya. Dengan demikian fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar bermanfaat ganda, yakin bagi siswa dan guru.[2]
  1. Macam-macam Instrumen penilaian dalam Pendidikan
Instrumen alat ukur dalam pendidikan sangat berhubungan dengan variabel yang hendak di ukur. Berdasarkan perlu tidaknya alat ukur dapat dibakukan, variabel dapat di bagi menjadi dua yaitu variabel faktual dan variabel konseptual.
Variabel faktual adalah variabel yang terdapat faktanya. Oleh karena bersifat faktual, bila terdapat kesalahan dalam data maka kesalahan bukan terletak pada instrumen alat ukurnya, tetapi responden memberikan jawaban yang tidak jujur. Alat ukur untuk mengukur variabel faktual tidak perlu di bakukan. Termasuk variabel faktual adalah jenis kelamin, agama, pendidikan, usia, asal sekolah, pekerjaan, status perkawinan, asal tempat tinggal dan sebagainya.
Sedangkan Variabel Konseptual adalah variabel yang tidak terlihat dalam fakta tetapi tersembunyi dalam konsep, maka kesalahan data dapat disebabkan oleh kesalahan konsep pad alat ukur yang digunakan. Untuk memastikan alat ukur tidak salah konsep maka sebelum digunakan untuk mengukur variabel konsep, alat ukur dibakukan terlebih dulu. Termasuk dalam variabel konsep adalah motovasi belajar, bakat minat menjadi guru, prestasi belajar, kecerdasan, bakat musik, konsep diri dan sebagainya. Kesalahan data variabel “kecerdasan” misalnya kemungkinan di sebabkan oleh alat ukur pengumpulan data kecerdasan yang salah konsep.
  1. Syarat-syarat alat ukur yang baik
Pengukuran adalah membandingkan objek yang di ukur dengan alat ukurnya, kemudian mencatat angka kepada objek yang di ukur menurut aturan tertentu. Alat ukur yang digunakan dalam ilmu alam merupakan contoh yang baik bagi Instrumen pengkuran dalam ilmu sosial. Berbagai variabel dalam ilmu alam seperti berat, jarak, waktu, suhu, kecepatan, dan sebagainya dikumpulkan datanya dengan cara melakukan pengukuran. Alat ukur apapun yang akan digunakan untuk mengukur data harus memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik. Sebelum alat ukur digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data, alat ukur terlebih dahulu dibakukan dalam sebuah proses uji coba sehingga alat ukur mempunyai ciri tertentu untuk menghasilkan data yang akurat dan handal.
Instrumen juga harus memenuhi syarat reliabilitas. Reliabilitas berhubungan dengan dapat dipercayanya instrumen. Instrumen dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten. Semakin tinggi akurasi dan presisi hasil pengukuran, maka semakin rendah tingkat kekeliruan dalam melakukan pengukuran. Dan semakin rendah kekeliruan maka akan menghasilkan pengukuran dengan hasil yang konsisten.
  1. Tes sebagai Instrumen
Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana dalam memberikan respona atas pernyataan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Peserta tes di minta untuk mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilikinya dalam memberikan respona atas pernytaan dalam tes. Penampilan maksimum yang di tunjukan memberikan kesimpulan mengenai kemampuan atau penguasaan yang dimiliki.   
Tes sebagai instrumen dapat dibedakan dari instrumen jenis nontes. Kalau tes mengukur penampilan maksimum maka nontes mengukur penampilan tipikal. Dalam pengukuran penampilan tipikal,peserta tidak di dorong untuk menunjukkan penampilan maksimal yang mencerminkan kemapuannya, akan tetapi di dorong untuk memberikan respons secara jujur sesuai dengan keadaan, pikiran dan perasaaannya. Dari respons dapat diketahui keadaan, pikiran dan perasaan responden yang di ukur.
Beberapa pendapat mengenai definisi tes. Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.[3]
  1. Macam-macam Tes
Dari berbagai jenis tes , secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tes penguasaan dan tes kemampuan. Tes penguasaan (mastering tes) adalah yang di ujikan setelah peserta memperoleh sejumlah materi. Pada tes penguasaan, peserta didorong untuk memberikan penampilan maksimal dan dari penampilannya dapat diketahui penguasaan siswa terhadap materi.
Sedangkan tes kemampuan (competence test) adalah tes yang diujikan untuk mengetahui kepemilikan kemampuan peserta tes. Penguasaan berbeda dengan kemampuan, karena penguasaan merupakan sesuatu yang diperoleh setelah proses belajar mengajar dan kemampuan merupakan sesuatu yang dimiliki dan telah melekat dalam diri responden. Termasuk dalam tes kemampuan adalah tes bakat, tes kecerdasan, tes kemampuan numerik, tes potensi akademik, tes penalaran, tes kemampuan berfikir kritis dan sebagainya.
G. Tes Hasil Belajar
Tes Hasil Belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut.
TB dilakukan untuk mengkur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh para siswa. Dalam mengukur hasil belajar siswa di dorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Dari penampilan yang ditunjukkan dalam jawaban atas THB dapat diketahui penguasaaan siswa terhadap materi yang diajarkan dan dipelajari.
H.    Macam-macam Tes Hasil Belajar
THB dapat di kelompokkan kedalam beberapa kategori. Menurut peranan fungsionalnya dalam pembelajaran, THB dapat dibagi menjadi empat macam yaitu tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik dan tes penetapan.
Tes formatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang beraati membentuk. Jadi yang dimaksud dengan tes formatif yaitu suatu tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Tes formatif dalam praktik pembelajaran dikenal sebagai ulangan harian.
Tes sumatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu “sum” yang atinya jumlah atau total. Jadi tes sumatif adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau semester. Dalam praktik pembelajaran tes sumatif dikenal sebagai ujian semester.
THB yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi diagnostik adalah tes diagnostik. Dalam tes diagnostik THB digunakan untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi. Berdasarkan pemahaman mengenai siswa bermasalah dan masalahnya maka guru dapat mengusahakan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan masalahnya.
Tes penetapan adalah pengumpulan data THB yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya siswa yang masuk ke sekolah SMA memperoleh tes penetapan untuk menempatkan siswa ke dalam kelompok IPA,IPS, atau BAHASA. Sebagai pribadi, setiap siswa bersifat unik dan mempunyai kebutuhan pembelajaran yang khas, sehingga memerlukan layanan pembelajaran yang bersifat individual.[4]


  1. Bentuk-bentuk Tes Hasil Belajar  
THB dapat berbentuk objektif dan esai. Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Dibandingkan tes objektif, soal esai mempunyai beberapa keunggulan yaitu pertama, kekuatan soal untuk mengukur hasil belajar yang kompleks dan melibatkan level kognitif yang tinggi. Kedua, memberi kesempatan pada siswa untuk menyusun jawaban sesuai pikirannya sendiri. Meski soal esai sangat berguna, namun memilki beberapa kelemahan. Pertama, terdapat subjektivitas dalam penilaiannya karena penilai yang berbeda ata situasi berbeda. Kedua, tes esai menghendaki jawaban yang panjang, sehingga tidak memungkinkan ditulis butir tes dalam jumlah banyak. Ketiga, penggunaan tes esai membutuhkan waktu koreksi yang lama dalam menentukan nilai.[5]  
Tes Objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes yang telah tersedia. Tes objektif memiliki beberapa keunggulan. Pertama, penilaiannya yang sangat objektif, dengan sebuah jawaban yang hanya mempunyai dua kemungkinan, benar atau salah. Kedua, dalam tes bentuk objektif kemungkinan dapat di tulis butir soal dalam jumlah banyak. Disamping kelebihan itu tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, tes objektif kurang memberi kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya karena anak tidak membuat kalimat. Kedua, peluang melakukan tebakan sangat tinggi, karena siswa akan menggunakan informasi yang diingatnya untuk menjawa soal.[6]
  1. Kopenen Tes Hasil Belajar
THB menpunyai beberapa kompenen. Pada THB berbentuk esai, kompenen dapat berupa perangkat soal, petunjuk pengrjaan dan soal. Sedangkan tes objektif mempunyai sejumlah kompenen selain yang ada dalam tes esai, yaitu pilihan, kunci jawaban dan pengecoh. Masing-masing kompenen dibahas seperti berikut: 
a)      Perangkat soal adalah keseluruhan butir pertanyaan atau pertanyaan berikut segala kengkapannya.
b)      Petunjuk pengrjaan yaitu mendeskripsikan detail petunjuk yang harus dilakukan dalam mengerjakan soal.
c)      Butir soal merupakan pertanyaan yang menimbulkan situasi atau masalah yang harus dipecahkan oleh siswa.
d)     Pilihan (Soal Objektif) yaitu soal yang kemunkinan jawaban telah disediakan dan tugas para peserta tes memilih salah satu jawaban atas pertanyaan tersebut.
e)      Kunci jawaban adalah pilihan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam soal.
f)       Pengecoh adalah pilihan yang bukan merupakan kunci jawaban[7]

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Tes merupakan salah satu jenis Instrumen, di samping nontes. Tes sebagai instrumen berhubungan dengan fungsinya untuk mengukur penampilan maksimal. Dalam kegiatan pengukurannya, tes dapat dibagi menjadi dua yaitu tes yang menguku penguasaan dan tes yang mengukur kemampuan.tes penguasaan mengukur apa yang telah dikuasai oleh siswa dari materi yang telah di pelajari. Dengan kata lain, tes penguasaan mengukur apa yang diperoleh, sedangakan tes kemampuan mengukur apa yang dimiliki.
Tes Hasil Belajar (THB) merupakan salah satu jenis tes yang mengukur penguasaan. Menurut macamnya THB terdiri atas tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik, dan tes penetapan. Menurut bentuknya THB dapat berbentuk esai dan objektif. Kompenen THB terdiri atas perangkat, petunjuk pengerjaan, butir soal, pilihan, kunci jawaban, dan pengecoh. Dalam pelaksanaanya, THB dapat di lakukan dengan pengamatan, lisan, tulis, atau analisis dokumen karya. 



[1] Azwar, Saifuddin Tes Prestasi, Yogyakarta 1997
[2] Nana Sudjana Dasar-dasar proses Belajar  mengajar  hal 111-112
[3] Arikunto, Suharsimi Penilaian Program Pendidikan 1988 hal 29
[4] Gronlund, Norman E dan Linn, Robert L. (1990). Measurement and Evaluation in teaching. New York.
[5] Nurkancana dan sumartana Evaluasi Pendidikan, 1986 hal 42
[6] M. Ngalim Purwanto  Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran hal 39
[7] Subino Konstruksi dan  Analisis Tes 1987, Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar